LCAC atau Landing Craft Air Cushion merupakan kendaraan amfibi super cepat saat ini. LCAC diklaim mampu digunakan untuk menjangkau 70 - 80% semua wilayah pantai di dunia. Bandingkan dengan kapal konvensional yang hanya mampu menjangkau wilayah pantai di dunia tidak lebih dari 17%.
High Turbulence
Dalam situs resminya LCAC, disebutkan berkendara menggunakan wahana ini ibarat naik pesawat terbang yang masuk kedalam kondisi high turbulence. LCAC terbang diatas media yang dilaluinya. Bisa air, daratan, rawa-rawa, salju dan sebaginya. Ketinggian terbang rata-rata mencapai empat kaki atau 1,2 meter. Dengan kondisi melayang dan gerakan manuver yang luar biasa inilah penumpangnya akan merasakan seolah-olah sedang terbang disebuah pesawat yang masuk pada kondisi high turbulence.
Teknologi yang digunakan LCAC tidak ada bedanya dengan hovercraft. Wahana ini sama-sama memanfaatkan teknologi bantalan udara (air cushion). Ini pula yang menyababkan LCAC bisa melaju sambil mengambang disebuah permukaan.
Udara pendorong maupun udara pengangkat LCAC dihasilkan dari udara akibat proses putaran kipas (fan). LCAC menggunakan empat mesin turbin gas. Tenaga yang dihasilkan mesin digunakan untuk memutar kipas. Aliran udara dari kipas inilah yang sebagian dialirkan ke belakang menjadi tenaga pendorong dan kebagian bawah untuk membuat bantalan udara.
LCAC menggunakan mesin Avro Lycoming turbin gas dengan daya 12.000 hingga 16.000 bhp. Dua kipas reversible (bergerak searah jarum jam atau bisa sebaliknya) tampak dibagian buritan. Kipas ini yang mendorong LCAC. Lalu ada lagi empat double entry (masukan ganda) untuk mengangkat LCAC. Kipas ini tidak terlihat dari luar.
Layaknya pesawat terbang, LCAC punya ruang kemudi/ kokpit. Craftmaster, sebutan bagi pilotnya. Craftmaster mengendalikan LCAC dengan menggunakan yoke di tangan. Sementara dua kaki menginjak pedal Rudder. Bilah Rudder ini yang akan mengarahkan posisi LCAC. Persis seperti di pesawat. Untuk berbelok kekanan craftmaster tinggal menginjak pedal sebelah kanan, rudder akan bergerak mengikuti. Otomatis arah semburan udara dari kipas pun mengarah ke kanan, demikian sebaliknya.
Craftmaster berkomunikasi menggunakan headset dengan petugas yang berada dibagian buritan. Sama seperti pilot C-130 Hercules yang berkomunikasi dengan personel juru mekanik udara (JMU) dibagian kabin belakang. Ini untuk memudahkan pergerakan maupun pendaratan serta komunikasi teknis.
Dalam beberapa hal mengemudikan LCAC juga tak jauh beda dengan menerbangkan helikopter. LACA dapat bergerak dalam enam dimensi. Untuk itulah disebutkan, salah satu syarat menjadi craftmaster adalah butuh penguasaan ruang dan spikologis motor yang baik. LCAC memiliki dimensi dan tenaga yang besar.
Support Ship
Sebagai wahana pengangkut pasukan dan alat berat, LCAC mampu memobilisasi pasukan dengan jumlah beragam antara 20 hingga 60 prang. LCAC juga bisa digunakan untuk membawa dua tank M-1 Abrams. Tetapi agar efisien LCAC seringkali tidak dioperasikan dari awal keberangkatan pasukan. Artinya, kendaraan amfibi ini tidak digunakan membawa full load dari jarak yang sangat jauh. Untuk itulah dibuat kapal khusus yang akan menggendong LCAC berikut muatannya menuju titik embarkasi yang tepat. Kapal ini disebut Support Ship.
Dimensi Ideal
Ditijnau dari segi ukuran, LCAC yang digunakan Amerika Serikat diklaim merupakan yang paling ideal. Dimensinya berada diantara boat dan kapal pendarat. Dengan ukuran ini LCAC memiliki kelincahan tersendiri. Sebenarnya LCAC bisa dibangun dengan bobot lebih dari 200 ton dan kecepatan melebihi 80 knot. Akan tetapi, ukuran bongsor atau super raksasa menjadi kendala tersendiri manakala wahana ini harus masuk kedalam wilayah pantai. Pepohonan dan rintangan lain seperti ruang sempit yang tersedia diwilayah pantai adalah pertimbangannya.
Dalam sejarah, ukuran landing craft terkecil yang pernah digunakan AS adalah DUKW (diucapkan : duck). Kendaraan sepanjang 10 meter yang diseut truck amfibi ini mampu membawa logistik 2,5 ton. DUKW digunakan pada area PD II. Jenis untuk landing craft pun banyak macamnya. Ada LCA (Landing Craft Assault), LCE (Landing Craft Equipment), LCF (Landing Craft Flak), LCI (Landing Craft Infantery) dan sebagainya.
DUKW tidak dilengkapi senjata tetap (fixed) tetapi personel yang berada diatasnya bisa menggunakan senjata jinjing untuk bertempur. Beda dengan landing craft yang lain, DUKW dioperasikan oleh AD, bukan AL atau Marinir.
Dengan segala kemampuan yang dimiliki LCAC telah menjadi kelengkapan pasukan khusus dalam bertempur. Di AS, LCAC biasa digunakan oleh US Navy Seal, Green Baret, Delta Force dan US Marine. Sementara pasukan elite Inggris SAS dan SBS juga menggunakan LCAC. Walaupun persisnya bukan LCAC yang digunakan oleh AS, tetapi konsepnya sama, air cushioned.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar